"Pernahkah kalian bertanya-tanya, bagaimana para ilmuwan bisa mengetahui seberapa besar planet ini atau seberapa cepat cahaya merambat? Jawabannya ada pada konsep pengukuran dan besaran. Dalam pelajaran ini, kita akan mempelajari dasar-dasar pengukuran, mulai dari besaran pokok, besaran turunan, hingga satuan-satuan yang digunakan. Dengan memahami konsep ini, kita akan mampu menganalisis berbagai fenomena di sekitar kita secara lebih mendalam."
MATERI AJAR
PENGUKURAN DAN BESARAN
Pernahkah kalian mendengar istilah
satu jengkal, satu hasta, atau satu kaki? Istilah satu jengkal, satu hasta, dan
satu kaki merupakan istilah yang sering digunakan oleh masyarakat zaman dahulu
untuk mengukur panjang suatu benda. Jika diperhatikan, penggunaan alat ukur
tersebut kurang efektif ya, mengingat ukuran jengkal, hasta, maupun kaki setiap
individu berbeda-beda. Oleh karena itu, para ilmuwan mulai membuat suatu alat
ukur yang baku, misalnya penggaris, meteran, jangka sorong, dan sebagainya.
Alat-alat ukur tersebut digunakan untuk mengukur suatu besaran, contohnya
panjang. Nah, membahas masalah alat ukur dan besaran, tidak terlepas dari
pembahasan kali ini, yaitu tentang pengukuran. Ingin tahu lebih lanjut tentang
pengukuran? –
-
Definisi Pengukuran
Pengukuran pengukuran merupakan
kegiatan membandingkan antara besaran suatu benda dengan alat ukur yang sesuai
dengan besaran yang diukur serta satuan besaran yang sesuai. Pengukuran
berfungsi untuk mengukur besaran.
-
Besaran dan Satuannya
Besaran ada 2 macam, yaitu besaran
pokok dan besaran turunan. Besaran pokok adalah besaran yang tidak berasal dari
besaran lain. Besaran pokok ada 7, yaitu panjang, massa, waktu, suhu, kuat arus
listrik, intensitas cahaya, dan jumlah zat
Tabel Besaran Pokok
dan Satuanya
No |
Besaran |
Simbol |
Satuan |
Singkatan |
1 |
Panjang |
P |
Meter |
M |
2 |
Massa |
m |
Kilogram |
Kg |
3 |
Waktu |
t |
Sekon/ Detik |
S |
4 |
Suhu |
T |
Kelvin |
K |
5 |
Kuat Arus Listrik |
i |
Ampere |
A |
6 |
Intensitas Cahaya |
I |
Candela |
Cd |
7 |
Jumlah Zat |
n |
Mol |
mol |
Besaran turunan adalah besaran yang
berasal dari besaran lain. Contoh: luas berasal dari perkalian 2 besaran
panjang; kecepatan berasal dari pembagian besaran panjang dengan besaran waktu;
gaya berasal dari besaran massa, dan besaran percepatan
Tabel Besaran
Turunan dan Satuanya
No |
Besaran |
Simbol |
Satuan |
Satuan Dasar |
Simbol Satuan |
1 |
Luas |
A |
Meter persegi |
Meter persegi |
m2 |
2 |
Volume |
V |
Meter kubik |
Meter kubik |
m3 |
3 |
Laju/ Kecepatan |
v |
Meter per sekon |
Meter per sekon |
m/s |
4 |
Percepatan |
a |
Meter per sekon kuadrat |
Meter per sekon kuadrat |
m/s2 |
5 |
Gaya |
F |
Newton |
kilogram.meter.persek on kuadrat |
N |
6 |
Tekanan |
p |
Pascal |
kilogram.meter.persek on kudrat.permeter |
Pa |
7 |
Energi |
E |
Joule |
kilogram.meter kuadrat.persekon kuadat |
J |
8 |
Massa Jenis |
ρ |
Kg/I |
kilogram.perliter |
Kg.I |
Setiap besaran
memiliki satuannya masing-masing. Contohnya: Besaran panjang memiliki satuan meter;
besaran massa memiliki satuan gram; besaran waktu memiliki satuan sekon.
Berikut ini
merupakan contoh pengukuran beberapa besaran di dalam Fisika.
-
Pengukuran Panjang
Panjang merupakan
salah satu besaran pokok yang dapat diukur menggunakan mistar, jangka sorong, atau
mikrometer sekrup. Berikut ini contoh pengukurannya.
a. Mistar
Mistar atau biasa
disebut penggaris memiliki skala terkecil 1 mm, sehingga ketelitian mistar 0,5
mm atau 0,05 cm.
b. Jangka sorong
Jangka sorong
memiliki 0,1 mm atau 0,01 cm. Dengan demikian, jangka sorong memiliki
ketelitian lebih baik daripada mistar.
Berdasarkan gambar
di atas:
Skala utama = 0,3 m
Skala nonius = 3 ×
0,01 = 0,03 cm
Hasil pembacaan
alat = skala utama + skala nonius = 0,3 + 0,03 = 0,33 cm
c. Mikrometer sekrup
Mikrometer sekrup
memiliki ketelitian lebih baik daripada dua alat sebelumnya, yaitu 0,01 mm.
Alat ini bisa digunakan untuk mengukur diameter kawat, ketebalan kertas, dan
benda-benda kecil lainya.
-
Pengukuran massa
Massa
merupakan salah satu besaran pokok yang bisa diukur menggunakan timbangan atau
neraca. Neraca yang biasa digunakan pada skala laboratorium adalah neraca
O’Hauss tiga lengan. Neraca tersebut memiliki tiga lengan dengan rincian
sebagai berikut.
-
Lengan belakang memiliki skala 0 – 500 gram.
-
Lengan tengah memiliki skala 0 – 100 gram.
-
Lengan depan memiliki skala 0 – 10 gram.
-
Satuan secara garis besar ada 2 macam, yaitu satuan baku dan satuan tidak
baku. Satuan tidak baku adalah satuan yang ukurannya tidak selalu sama,
misalnya jengkal, jengkal tangan orang yang satu dengan yang lain adakalanya
berbeda, sehingga hasil pengukurannya bisa berbeda-beda. Satuan baku adalah
satuan yang nilainya sama, meskipun diukur oleh orang yang berbeda pada lokasi
dan waktu yang berbeda. Satuan baku yang digunakan adalah satuan internasional.
Satuan internasional ada 2 macam, yaitu CGS dan MKS. Satuan internasional CGS,
terdiri dari sentimeter untuk besaran panjang; gram untuk besaran massa; dan
sekon untuk besaran waktu. Satuan internasional MKS terdiri dari meter untuk besaran
panjang, kilogram untuk satuan massa, dan sekon untuk satuan waktu. https://pustaka.ut.ac.id/lib/pefi4101-fisika-dasar-1/
Tabel alat ukur
panjang berikut tingkat ketelitiannya
Nama alat ukur |
Tingkat ketelitian |
Mistar |
1 mm |
Jangka Sorong |
0,1 mm |
Mikrometer Sekrup |
0,01 mm |
Guna mengukur
besaran massa pun digunakan beragam alat ukur, disesuaikan dengan obyek pengukurannya.
Guna mengukur obyek yang besar, misalnya badan manusia, maka digunakan neraca
yang besar atau timbangan badan. Untuk mengukur beragam alat dan badan yang massanya
kecil, misalnya di laboratorium, maka dapat digunakan neraca o’hauss, nerca
digital yang ketelitiannya besar. Untuk menimbang benda yang agak besar,
misalnya buah-buahan atau tepung, maka dapat digunakan timbangan duduk. https://masfikr.com/alat-ukur-massa/. Sedangkan untuk
mengukur obyek yang sangat berat dan besar, maka dapat digunakan timbangan
gantung. https://www.fisika.co.id/2020/07/alat-ukur-besaran-massa-contoh.html
Tabel alat ukur
panjang berikut tingkat ketelitiannya
Nama Alat Ukur |
Tingkat ketelitian |
Neraca digital laboratorium |
0,01 – 0,001 gram |
Neraca O’Haus 3 lengan |
0,01 gram |
Neraca pegas laboratorium |
0,1 gram |
Cara mengukur massa
menggunakan neraca O’Haus 3 lengan:
1. Letakkan neraca
pada permukaan yang datar dan keras, agar neraca tidak berubah posisi.
2. Geser semua anak
timbangan ke angka nol. dan pastikan garis penunjuk hasil ukur setimbang dengan
garis indikator. Bila belum, maka alat ukur perlu dikalibrasi dengan memutar
tombol kalibrasi (Kalian dapat meminta bantuan guru untuk memastikan neraca sudah
dikalibrasi)
3. Letakkan obyek
pengukuran pada piring neraca.
4. Geser dulu anak
timbangan pada lengan yang skalanya paling besar. Setelah itu geser anak timbangan
yang skalanya lebih kecil, bila diperlukan ke yang lebih kecil lagi. Sampai
garis penunjuk hasil ukur setimbang dengan garis indikator. Ingat, posisi mata
harus tegak lurus terhadap garis penunjuk hasil pengukuran.
Suhu pun memiliki alatnya sendiri,
sesuai dengan obyek pengukurannya. Untuk mengukur Termometer adalah alat yang
dapat digunakan untuk mengukur suhu. Istilah termometer berasal dari bahasa
Latin thermo yang berarti panas dan meter yang berarti mengukur. Prinsip kerja
termometer ada bermacammacam, yang paling umum digunakan adalah termometer air
raksa. Ada bermacam-macam jenis termometer menurut cara kerjanya, yaitu
termometer air raksa, termokopel, termometer inframerah, termometer Galileo,
termistor, termometer bimetal mekanik. https://www.pelajaran.co.id/pengertian-fungsi-
dan-macam-macam-alat-ukur-suhu- beserta-cara-kerjanya/
Cara mengukur suhu
badan menggunakan thermometer:
1. Pegang thermometer
pada bagian atasnya, bagian yang tidak mengembung.
2. Kalibrasi
thermometer dengan cara mengibas-kibaskannya, hingga cairan di dala termometer
menunjukkan angka 0
3. Letakkan pada
ketiak. Biarkan selama 5 menit
4. Ambil temometer
dari ketiak,
5. Mata tegak lurus
melihat ke garis angka yang berimpitan dengan cairan pengisi thermometer
Dalam
pengukuran besaran ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar
hasilpengukurannya benar:
1) Menentukan objek
pengukuran.
2) Menentukan besaran
yang akan di ukur.
3) Menentukan alat
ukur sesuai besaran.
4) Pastikan
menggunakan satuan baku atau satuan internasional
5) Melakukan
pengukuran dengan melihat secara tegak lurus dengan objek yang diukur, agar tidak
terjadi kesalahan paralaks
6) Melakukan
pengukuran yang berulang untuk menentukan nilai lebih kongkret atau nyata
Komentar
Posting Komentar